Disabilitas dan Pandangan Masyarakat


Kali ini aku ingin menulis tentang disabilitas, istilah baru yang digunakan untuk menggantikan kata cacat. Masih terdengar aneh memang, tetapi kata ini sepertinya lebih enak didengar dan konotasinya lebih baik dibandingkan dengan kata cacat. Berbicara tentang disabilitas, maka pasti yang terbayang adalah mereka yang tidak bisa melihat (tuna netra), tidak bisa mendengar (tuna rungu), tidak bisa berbicara (tuna wicara) atau mereka yang anggota tubuh mereka tidak normal seperti kita.

Mereka semua itu adalah orang-orang yang sebenarnya tidak memerlukan belas kasihan dari kita, tetapi mereka adalah orang-orang yang memerlukan pedampingan agar mereka mampu mandiri. Karena disabilitas yang mereka miliki otomatis mereka tidak dapat melakukan yang dilakukan orang normal karena fasilitas yang ada saat ini diperuntukkan bukan untuk mereka. Dengan demikian, yang perlu kita lakukan adalah memberikan ruang khusus untuk penyandang disabilitas agar mereka mampu berkreasi sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Namun yang sangat disayangkan adalah posisi penyandang Disabilitas dan Pandangan Masyarakat yang masih mendiskriminasikan mereka. Yang masih menganggap kalau penyandang disabilitas itu adalah orang-orang yang tidak mampu berbuat apa-apa. Penyandang disabilitas itu adalah orang-orang yang hanya mengharap belas kasih. Penyandang disabilitas itu adalah orang yang hanya membebani orang lain.

Yang perlu kita lakukan saat ini adalah menghilangkan pikiran tentang penyandang Disabilitas dan Pandangan Masyakat yang selalu menempatkan mereka sebagai orang yang tidak bisa mandiri. Tugas kita adalah menjadi pendamping mereka. Meletakkan mereka sejajar dengan kita. Bekerja sama dengan mereka dan melakukan berbagai hal dengan mereka. Tanpa diskriminasi tentunya. Bisakah? Tentu bisa. Jangan hanya mengharap dari pemerintah saja. Ya, walau pada dasarnya memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk membina penyandang disabilitas tersebut. Tapi, tau sendiri bagaimana pemerintah kita.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Khanduri Apam di Perantauan

Bulan Ra’jab juga dikenal dengan Buleun Apam dalam Almanak Aceh. Pada bulan ke tujuh kalender Aceh ini, masyarakat Aceh melakukan tradisi khusus yaitu Khanduri Apam sehingga bulan ini disebut dengan Buleun Apam. Apam sendiri adalah makanan sejenis serabi yang terbuat dari tepung beras dan santan kelapa.
Apam. Foto by : Ridha
 
Biasanya setiap Buleun Apam tiba, saya berada di kampung (Tangse). Tentunya kue yang terbuat dari campuran santan dan tepung beras itu pasti akan singgah di mulut.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Peunayong, Gampong Cina di Tanoh Rencong



Ruko Perpaduan Arsitektur Cina-Belanda
 Saat menapaki jejak kaki di seputaran jalan Peunayong, Banda Aceh, saya merasakan nuansa yang berbeda di sana. Deretan bangunan toko dan rumah membuat alam bawah sadar seakan-akan berada di negara Cina. Bangunan tua perpaduan antara arsitektur Cina dan Belanda  dari abad ke 19 menjadi penanda bahwa Peunayong telah lama ada. Gampong Cina, masyarakat kota Banda Aceh melabelkannya. Kota tua yang terletak empat kilometer dari utara Mesjid Raya Baiturrahman menyimpan mutiara pemikat hati, mutiara yang akan menjadi magnet bagi wisatawan lokal, nasional, dan manca negara.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Video Visit Banda Aceh 2011


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ripe, Debus, Apa Gense dan Seudati Inong : Art and Music Weekend Show


Sabtu dan Minggu adalah dua hari yang paling kutunggu dalam sepekan. Bukan karena ke dua hari itu adalah hari libur dan membebaskanku dari berbagai aktivitas. Bukan karena hari-hari itu adalah akhir pekan sehingga jadwal jaga di Rumah Sakit sedikit lenggang. Bukan. Tetapi karena di sore hari Sabtu dan Minggu ada acara Putroe Phang Art and Music Weekend Show. Pergelaran seni dan musik etnis Aceh di Taman Putro Phang Banda Aceh.

Sebenarnya, tidak setiap akhir pekan aku bisa menikmati pergelaran ini. Aktivitas yang lumayan padat membuatku harus berpuas hati walau hanya sebulan sekali kesenian Aceh ini dapat kunikmati. Nah, di hari Minggu sore ceria beberapa waktu lalu, aku bisa mengunjungi Putroe Phang Art and Music Weekend Show  yang menampilkan Ripe Aceh, Debus dan Puisi, Seudati Inong, dan Lawak Apa Gense.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TAA supports Visit Banda Aceh 2011


Travelling Around Aceh mendukung sepenuhnya pelaksanaan program Visit Banda Aceh Year 2011. Di blog ini saya akan mencoba menulis tentang tempat-tempat wisata baik wisata rohani, kuliner, sejarah, dan berbagai hal menarik lainnya tentang  Banda Aceh. Semoga informasi yang ada di sini dapat membantu teman-teman semua yang ingin mengetahui Banda Aceh lebih lanjut.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Liburan ke Museum Aceh, Yuk!


Jam telah menunjukkan pukul tiga sore ketika saya memasuki gerbang Museum Aceh. Suasana di dalamnya terlihat begitu sepi. Hanya ada seorang lelaki paro baya yang duduk sambil melepas penat di tangga Rumoh Aceh, dua orang pelajar SMA yang sedang menaiki tangga, dan sepasang muda-mudi duduk sambil bercengkrama di bawah pohon di tengah-tengah museum. Memang, hari terasa sangat panas karena matahari begitu bersemangat memancarkan sinarnya. Mungkin inilah yang menyebabkan museum sepi meski hari ini adalah hari Minggu. Tetapi semangat saya untuk mengunjungi tempat dimana asal usul sebuah daerah dapat diketahui sama panasnya dengan udara siang ini. Saya begitu menggebu-gebu untuk dapat masuk ke dalamnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS